Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

rencanakan kerja anda dan kerjakanlah rencana anda

kunjungi dan follow belog's etty

PERSPEKTIF GLOBAL


TUGAS PERSPEKTIF GLOBAL
Keahlian dan Keterampilan Pendidik dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perspektif Global
Dosen Pengampu: : Drs. Argo Pambudi, M.Si.













Disusun Oleh:

Etti Arni Rahmawati             (10402244042)

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTORAN NON REGULER (B)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011


KATA PENGANTAR

Puji  syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keahlian dan Keterampilan Pendidik dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi ” ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perspektif Global.Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas tentang kebijakan pendidikan di era globalisasi.
Rasa syukur juga kami ucapkan kepada pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini, terutama kepada :
  1. Bapak Argo Pambudi selaku dosen mata kuliah Perspektif Global yang telah memberikan pengetahuan tentang Ilmu Sosiologi
  2. Bapak dan ibu yang telah memberikan semangat dan doa sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
  3. Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tentunya banyak kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat baik khususnya untuk pribadi kami, serta masyarakat luas.

Yogyakarta, 12 Juni 2011


                                                                                                Penyusun




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 4
A.    Latar Belakang........................................................................................................... 4
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................... 5
C.     Tujuan........................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 6
A.Pengertian dan Sebutan Istilah Pendidik........................................................................... 6
B.Kedudukan Pendidik......................................................................................................... 6
C.Keahlian dan Keterampilan  Professional Pendidik dalam wujud Mengajar..................... 7
D.Pendidik (Guru) yang Ideal di Era Globalisasi.................................................................. 11
E.Globalisasi dan Tuntutan Peningkatan Kualitas Guru..................................................... .13

BAB III PENUTUP  
KESIMPULAN..................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 18





BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
            Semakin berkembangnya zaman globalisasi maka berkembang pula ilmu teknologi yang semakin pesat. Salah satu dampak yang terjadi yaitu banyaknya pengangguran dimana-mana. Salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya pengangguran adalah kurangnya pendidikan. Ada juga pengangguran yang memiliki pendidikan yang tinggi tetapi tidak sesuai dengan  bidang yang ditekuni.
            Banyak profesi sekarang ini yang diminati masyarakat seperti pegawai negeri,enterpreneur dan lain-lainnya. Tetapi profesi salah satu ini juga semakin kedepan semakin banyak yang diminati masyarakat. Karena profesi tersebut sangatlah mulia dan dapat menghasilkan orang-orang yang bisa membangun dan memimpin bangsa kedepan. Profesi  tersebut adalah Guru. Minat yang meningkat terlihat dari calon mahasiswa yang ingin mengambil jurusan pendidikan yang melampaui batas kuota universitas yang disediakan. Untuk menjadi guru tidaklah mudah,apalagi semakin berkembangnya zaman. Pola pendidikan ke depannya itu dari guru, seberapa jauh anak didik bisa mengetahui tentang globalisasi saat ini. Karena itu, bagi guru penting untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan dari masing-masing. Dalam era saat ini, semakin sering hal serupa diikuti, maka komitmen guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan akan semakin mantap. Ini mesti membuat para guru harus lebih giat meningkatkan kualitasnya dalam memberikan pendidikan terhadap generasi penerus. Mengingat, guru dalam hal ini merupakan faktor penentu untuk memajukan kualitas pendidikan. Dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi guru. Di mana, fungsi guru mempunyai peran ganda bahkan multi fungsi, karena para guru dituntut tidak hanya sebagai pendidik yang harus mampu mentransfromasikan konwlledge, values, dan skill.Selain itu, disadari bahwa profesionalisme guru merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi, seiring dengan semakin menigkatnya persaingan yang semakin ketat. Para guru harus memilki kemauan dan komitmen dalam untuk pengembangan kompetensi dan komitmen dalam pengembangan ketrampilannya dalam bidang pendidikan yang adadan menghadapi era globalisasi.

B. Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pendidik?
2.      Bagaimana sebenarnya kedudukan pendidik?
3.      Keahlian dan Keterampilan apa yang dimiliki pendidik dalam mengajar?
4.      Bagaimana Guru yang ideal di era globalisasi?
5.      Bagaimana perbaikan kualitas guru diera globalisasi?

C.Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian mengenai pendidik.
2.      Untuk mengetahui kedudukan pendidik dilingkungan.
3.      Untuk mengetahui Keahlian dan Keterampilan pendidik dalam mengajar.
4.      Untuk mengetahui bagaimana guru yang ideal diera globalisasi.
5.      Untuk mengetahui bagaimana memperbaiki kualitas dan mengatasinya dieraglobalisasi












BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian dan Sebutan Istilah Pendidik
            Pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi. Pendapat ahli lain mengatakan bahwa pendidik adalah orang  yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik adalah orang yang dengan sengaja membantu orang lain untuk mencapai kedewasaan.
            Penyebutan nama pendidik di beberapa tempat memiliki sebutan yang berbeda. Pendidik di lingkungan keluarga adalah orangtua. Pada lingkungan pesantren biasanya disebut dengan sebutan ustadz dan kyai. Pada lingkungan pendidikan masyarakat penyebutan pendidik dengan istilah tutor,fasilitator,atau instruktur. Pada lingkungan sekolah biasanya disebut guru. Guru adalah pendidik yang berada dilingkungan sekolah. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebut guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar,membimbing,mengarahkan,melatih,menilai,dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar,dan pendidikan menengah. Dalam  makalah ini menekankan pada pendidik sebagai guru.

B.Kedudukan Pendidik
            Pendidik merupakan sosok yang memiliki kedudukan yang sangat penting bagi pengembangan segenap potensi peserta didik. Ia menjadi orang yang paling menentukan dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan pembelajaran dikelas, paling menentukan dalam pengaturan kelas dan pengendalian siswa, pun pula dalam penilaian hasil pendidikan dan pembelajaran yang dicapai siswa. Oleh karena itu pendidik merupakan sosok yang amat sangat menentukan dalam proses keberlangsungan dan keberhasilan pendidikan dan pembelajaran.
            Dalam konteks pendidikan formal di sekolah ,guru sebagai pendidik mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,menengah dan anak usia dini.tentu saja pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga pendidik profesional sebagaimana tadi dimaksud seyogyanya bisa dibuktikan secara obyektif. Untuk itulah pada konteks sekarang ini sejak tahun 2007 di Indonesia dilakukan uji sertifikasi guru untuk selanjutnya bagi yang lulus bisa diberikan sertifikat pendidik.

C.Keahlian dan Keterampilan  Professional Pendidik dalam wujud Mengajar
Ketika mengajar adalah hal yang kompleks dan karena murid-murid itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal. Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal yang dibutuhkan dua hal utama yaitu: (1) Pengetahuan dan keahlian profesional; (2) komitmen dan motivasi.
Dalam upaya mencapai prestasi belajar yang diinginkan, peran guru sangat dominan dan paling penting. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kriteria profesional untuk menjadi seorang guru. Seorang guru yang profesional akan mampu mendemonstrasikan berbagai keterampilan mengajar secara utuh dan terintegrasi dalam proses belajar mengajar yang dikelolanya. Penguasaan terhadap berbagai keterampilan mengajar akan memungkinkan seorang guru mengatasi berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Selain itu pengelelolaan kelas juga penting, Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik  didukung oleh metode penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Berikut adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di atas.





1. Penguasaan materi pelajaran
Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Tentu saja, pengetahuan subjek materi tidak hanya mencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Ini juga membutuhkan pengetahuan dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan, cara berpikir dan berargumentasi.

2. Strategi Pengajaran
Dalam hal ini bagaimana guru dapat membuat pengajaran materi dapat dikuasai oleh murid. Pada pendidikan model lama (tradisional) terlalu menekankan murid harus duduk diam, menjadi pendengar pasif dan menyuruh murid untuk menghafal informasi yang relevan dan tidak relevan. Kemudian berganti pada prinsip konstruktivisme, yaitu menekankan agar murid secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahamannya. Namun tidak semua ahli setuju dengan cara di atas, tetapi yang terpenting adalah walaupun anda menggunakan salah satu strategi di atas, masih banyak hal yang harus diketahui, hal-hal yang memberikan pengaruh dalam pengajaran yang efektif.
Adapun Macam Keterampilan  Dasar yang Diutamakan dalam Mengajar
1.      Keterampilan memberi penguat
Penghargaan mempunyai pengaruh positif dalam kehidupan manusia sehari-hari,yaitu mendorong seseorang memperbaiki timgkah laku serta meningkatkan kegiatannya atau usahanya. Kegiatan memberikan penghargaan atau penguatan dalam proses belajar-mengajar dalam kelas jarang sekali dilaksanakan oleh guru. Memberikan  penguatan diartikan dengan tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali.
2.      Keterampilan bertanya
Mengajuakn pertanyaan dengan baik adalah mengajar dengan baik. Oleh karena itu “kita dalam bertanya adalah kita dalam membimbing siswa belajar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya guru tidak berhasil menggunakan tanya jawab yang efektif.keterampilan bertanya menjadi  penting jika dihubungkan dengan pendapat yang mengatakan “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir.

3.      Keterampilan menggunakan Variasi
Faktor kebosanan yang disebabkan  oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan perhatian,motivasi,dan minat terhadap pelajaran,guru dan sekolah menurun . untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan belajar.menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan  mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan ,keantusiasan,serta berperan serta secara aktif.
4.      Keterampilan Menjelaskan
Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam perbuatan guru.menjelaskan berarti menyajikan informasi  lisan yang diorganisasikan  secara sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan.penekanan memberikan penjelasan  adalah proses penalaran  siswa dan bukan indoktrinasi.

3. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
Guru yang efektif tidak sekadar mengajar di kelas, entah dia menggunakan perspektif tradisional atau konstruktivisme di atas. Mereka juga harus menentukan tujuan pembelajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu.
Tujuan dalam mengajar harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1)      Bertitik tolak dari perubahan tingkah laku siswa.
2)      Dirumuskan khusus agar lebih jelas apa yang hendak dicapai dan lebih mudah untuk mencapainya.
3)      Memberikan materi secara sederhana,singkat,tetapi jelas.
4)      Perumusan pembelajaran jangan disatukan dengan kegiatan mencapai tujuan.

4. Keahlian manajemen kelas
Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif dapat mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu  mengatur siswa dan sarana  pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Bila pengaturan kondisi dapat dikerjakan secara optimal,maka proses belajar mengajar berlangsung secara optimal juga. Tetapi bila tidak dapat disediakan secara optimal,tentu saja akan menimbulkan gangguan terhadap belajar mengajar. Gangguan dapat bersifat semmentara sehingga perlu dikembalikan lagi  ke dalam iklim belajar yang serasi,akan tetapi gangguan dapat  pula bersifat cukup serius  dan terus menerus  sehingga diperlukan  kemampuan meremidi. Disiplin itu sendiri  sebenarnya merupakan akibat dari pengelolaan kelas yang efektif.

5. Keahlian motivasional
Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar. Guru yang efektif tahu bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang sesuai dengan minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.

6. Keahlian komunikasi
Hal yang perlu diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi non verbal dari murid, dan memapu memecahkan konflik secara konstruktif.

7. Bekerja secara efektif dengan murid dari berbagai kultur yang berbeda
Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka. Mendorong murid satu dengan murid yang lain untuk berhubungan positif.

8. Keahlian teknologi
Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer dan cara mengajar murid menggunakan komputer untuk menulis dan berkreasi. Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan kemampuan belajar murid perlu kesesuaian antara kurikulum dengan teknologi yang sesuai dalam pengajaran.
Guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu,ialah guru  tersebut senantiasa membuat perencanaan mengajar sebelumnya. Pada garis besarnya perencanaan mengajar berfungsi sebagai berikut.
1)      Memberi guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan  sekolah dan hubungannya dengan pengajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
2)      Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3)      Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pengajaran yang diberikan dan prosedur yang dipergunakan.
4)      Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan murud,minat-minat murid,dan mendorong motivasi belajar.
5)      Mengurangi kegiatan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi kulikuler yang lebih baik,metode yang tepat dan menghemat waktu.
6)      Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka.
7)      Memberiakan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan perkembangan profesionalnya.
8)      Membantu guru memiliki perasaan percaya pada diri sendiri dan jaminan atas diri sendiri.
9)      Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up to date kepada murid.

D.Pendidik (Guru) yang Ideal di Era Globalisasi
Pada dasarnya peluang untuk membuat guru di Indonesia profesional dalam bidangnya itu ada. Tinggal bagaimana (political will) pemerintah melaksanakannya. Hal ini telah didukung dengan adanya kebijakan pemerintah menaikkan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN. Kalau ini benar-benar dinomorsatukan dan dilaksanakan tanpa harus menunggu pengalokasian bidang lain, diharapkan pembinaan guru dapat ditingkatkan melalui anggaran tersebut.
Budaya top down untuk hal-hal yang positif pun tidak ada salahnya. Sebagai contoh, pemerintah pusat menginginkan adanya pembinaan guru-guru untuk meningkatkan skill agar lebih profesional dan bermutu. Di tingkat atas tinggal menginformasikan pada level yang lebih rendah sampai kepada guru. Guru-guru akan senang mendapat pembinaan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuannya.

Peluang lain dalam rangka meningkatkan kualitas guru adalah perhatian dari berbagai pihak termasuk bantuan dari luar negeri. Selama dalam pengimplementasiannya tidak dijamah dan dikotori tangan-tangan jahil, dan mengalirkan bantuan tak terlambat, upaya meningkatan SDM guru diharapkan dapat tercapai. Pada akhirnya guru akan lebih berdedikasi dalam mendidik putra-putri bangsa yang akan menjadi pemimpin di masa depan.
Kita tidak boleh menutup sebelah mata bahwa keberhasilan Jepang setelah dibom pada Perang Dunia II, keberhasilan Jerman, Korea, bahkan Malaysia yang pada beberapa puluh tahun lalu masih berguru ke Indonesia, kini menjadi negara yang cukup maju. Keberhasilan mereka sebagaimana laporan komisi UNESCO semata-mata karena negara-negara tersebut tidak pernah merasa takut rugi mengeluarkan dana yang besar bagi kepentingan pendidikan. . (Sam M. Chan dkk. 2006: 63). Bagi mereka hal tersebut merupakan investasi bagi masa mendatang (human investment). Mereka tidak perlu menunggu waktu lama, kini mereka telah memetik hasilnya.
Kalau negara lain bisa melakukan hal tersebut, tidak pernah ada kata terlambat untuk itu atau kita akan kehilangan sama sekali kesempatan memperbaiki generasi yang akan datang. Beranikah kita menghadapi lost generation bagi anak cucu kita ? Pendidikan yang bermutu memerlukan dana karena itu jangan hitung benefit demi keuntungan pribadi. Hitunglah cost benefit sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa ini.Undang Undang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kompetensi terintegrasi yang tertampilkan dalam melakonkan pembelajaran yang mendidik. Tuntutan kompetensi ini pada Pasal 10 UUGD dijabarkan menjadi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profsional, dan kompetensi sosial. (Muchls Samani, dkk. 2006: 37).
Sesuai dengan kehadiran Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD) dimaksudkan sebagai suatu komponen dari upaya peningkatan mutu pendidikan. Dengan adanya UUGD yang mewajibkan guru (disemua jenjang dan jenis pendidikan) mengikuti dan lulus sertifikasi, diharapkan kompetensi guru sebagai agen pembelajaran akan meningkat sesuai standar yang telah ditetapkan. (Muchls Samani, dkk. 2006: 4).
Pada pasal 1 ayat (1) UUGD disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Rumusan ini sangat mirip dengan isi yang terdapat pada Pasal 39 ayat (2) UUSPN sehingga dapat dikatakan bahwa definisi tersebut diberlakukan di seluruh Indonesia. Hal ini dipertegas lagi pada Pasal 8 UUGD yang disebutkan guru wajib memiliki kualifikasi akademik , kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Rumusan ini hampir sama dengan isi rumusan pada Pasal 42 ayat (1) UUSPN. Perbedaan di antara kedua rumusan hanya pada penggunaan istilah ”kualifikasi akademik” pada UUGD, sedangkan pada UUSPN menggunakan istilah ”kualifikasi minimum”. Namun jika dicermati substansi isi keduanya secara maknawi tidak mengandung hal-hal yang secara substansi bertentangan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa guru sebagai agen pembelajaran di Indonesia memang diwajibkan memenuhi tiga persyaratan, yaitu kualifikasi pendidikan minimum, kompetensi, dan sertifikasi pendidikan.
Kaitan ketiga persyaratan untuk menjadi guru di atas, bisa diperjelas dengan melacak isi Pasal 1 butir (12) UUGD yang menyebutkan bahwa sertifikasi pendidik merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Sementara itu, pada Pasal 11 ayat (1) juga disebutkan bahwa sertifikasi pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Untuk itu guru dapat memperoleh sertifikasi pendidik jika telah memenuhi dua syarat, yaitu kualifikasi pendidikan minimum yang ditentukan (diploma-D4/sarjana-S1) dan terbukti telah menguasai kompetensi tertentu. Dengan demikian syarat untuk menjadi guru bila dicermati lebih dalam hanya ada dua, yaitu kualifikasi akademik minimum (ijazah D4/S1) dan penguasaan kompetensi minimal sebagai guru yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik. Jadi sertifikasi pendidik adalah bukti formal dari pemenuhan dua syarat di atas, yaitu kualifikasi akademik minimum dan penguasaan kompetensi minimal sebagai guru.

E.Globalisasi dan Tuntutan Peningkatan Kualitas Guru
Globalisasi merupakan suatu keniscayaan bagi semua bangsa. Bangsa Indonesia sudah mulai merasakan bagaimana manis dan pahitnya terbawa arus globalisasi. Gerakan reformasi yang berhasil menumbangkan rezim Soeharto tidak lepas dari berkah reformasi. Sebaliknya, merebaknya kejahatan dan pornografi, misalnya, tidak dapat dilepaskan dari rasa pahit globalisasi. Globalisasi akan membawa perubahan yang mencakup hampir semua aspek kehidupan, termasuk bidang teknologi, ekonomi dan sosial politik.
Di dunia pendidikan, globalisasi akan mendatangkan kemajuan yang sangat cepat, yakni munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Hasilnya, para siswa bisa menguasai pengetahuan yang belum dikuasai oleh guru. Oleh karena itu, tidak mengherankan pada era globalisasi ini, wibawa guru khususnya dan orang tua pada umumnya di mata siswa merosot. Kemerosotan wibawa orang tua dan guru dikombinasikan dengan semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
Di sisi lain, pengaruh-pengaruh pendidikan yang mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan diri, kesabaran, rasa tanggung jawab, solidaritas sosial, memelihara lingkungan baik sosial maupun fisik, hormat kepada orang tua, dan rasa keberagamaan yang diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, justru semakin melemah. Para pendidik, khususnya para guru, lebih khusus lagi para pendidik dan guru yang berkecimpung pada sekolah keagamaan atau sekolah yang dikelola oleh Organisasi Keagamaan, harus mengambil perhatian masalah ini dan mencari cara-cara pemecahannya.
o   Meningkatkan Kualitas Guru di Era Globalisasi
            Guru sebagai seorang agen pembelajaran wajib merancang dan mengembangkan proses pembelajaran yang  interaktif,inspiratif,menyenangkan,menantang,memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,saserta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa,kreativitas,dan kemandirian sesuai dengan bakat,minat dan perkembangan  fisik  serta  psikologis peserta didik. Ini akan membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan yang diharapkan.
            Merencanakan dan mengembangkan suatu proses pembelajaran tidak akan optimal apabila dikerjakan secara individu karena perencanaan membutuhkan banyak komponen  dan harus disusun secara sistematis. Hal tersebut  akan efektif apabila diklakukan secara berkelompok di dalam sebuah wadah pengembangan profesi. Dengan demikian akan tercipta mekanisme saling belajar diantara guru sebagai pendidik.
            Melalui wadah pengembangan profesi seperti MGMP(Musyawarah Guru Mata Pelajaran),perencanaan dan pengembangan proses pembelajaran akan lebih mudah dilaksanakan,sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik,sekolah,mata pelajaran,dll. Ditunjang dengan berbagai panduan pengembangan yang disusun oleh BSNP(Bandan Standar Nasional Pendidikan),guru akan lebih mudah dalam merencanakan,melaksanakan,dan menilai proses pembelajaran. Dengan menyebutkan bahwa yang dimaksud “guru” adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,mengajar,membimbing ,mengarahkan,melatih,menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
            Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar,bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan proses belajar mengajar yang efektif,mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus dicapai. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pengorganisasian,pengelolaan,penggunaan metode mengajar,maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga ia mau belajar karena memang peserta didiklah subjek utama dalam belajar. Guru yang mampu melaksanakan perannya sesuai dengan tuntutan seperti yang disebutkan diatas disebut sebagai seorang guru yang memiliki kompetensi.
            Sebagai standar kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru dalam melaksanakan profesinya,pemerintah mengeluarkan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Standar kompetensi guru ini dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik,kepribadian,sosial dan profesional.
o  Kepribadian Penting,sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Guru Menghadapi Era Globalisasi
Hendaknya guru memiliki kepribadian yang mantap dan stabil,dewasa,arif,berwibawa,dan berakhlak mulia. Didalamnya juga diharapkan tumbuhnya kemandirian guru dalam menjalankan tugas serta senantiasa terbiasa membangun etos kerja. Hingga semua sifat ini memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan guru dalam sehariannya. Sementara itu,merujuk Peraturan Pemerintah RI No.74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 3 ayat (5) menyebutkan bahwa kompetensi kepribadian yang harus dimiliki sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang beriman dan bertakwa,berakhlak mulia,arif dan bijaksana,demokratis, mantap,berwibawa,stabil,dewasa,jujur,sportif,menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat,secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pendidik adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi.Dalam konteks pendidikan formal di sekolah ,guru sebagai pendidik mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar,menengah dan anak usia dini.Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik  didukung oleh metode penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari berbagai latar belakang kultural. Mereka juga mengetahui cara menggunakan teknologi yang tepat guna di dalam kelas. Dengan berkembangnya globalisasi maka dibutukan guru yang ideal yaitu guru yang bersertifikasi.Di dunia pendidikan, globalisasi akan mendatangkan kemajuan yang sangat cepat, yakni munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Hasilnya, para siswa bisa menguasai pengetahuan yang belum dikuasai oleh guru. Oleh karena itu, tidak mengherankan pada era globalisasi ini, wibawa guru khususnya dan orang tua pada umumnya di mata siswa merosot.Maka harus ditingkatkan Kualitas Guru di Era Globalisasi. Salah satunya dengan kepribadian guru.Kepribadian Penting,sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Guru Menghadapi Era Globalisasi.






DAFTAR PUSTAKA

Hamalik,Oemar.2001.Proses Belajar Mengajar.Jakarta:Bumi Aksara.
Hasibuan,J.J ,Moedjiono.1985.Proses Belajar Mengajar.Bandung:Remaja Rosdakarya.
Santrock, John, W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencan Prenada Media Group.
Siswoyo, Dwi,dkk.2007.Ilmu Pendidikan.Yogyakarta: UNY Press.






0 komentar:

Posting Komentar